MAKALAH STERILISASI DALAM BIDANG FISIKA
Wulan
Megasari
201310410311287
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sterilisasi dalam
bidang Fisika. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Dasar .
Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Malang , Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
Daftar Gambar
gambar 1
gambar 2
Daftar Table
Nama
|
Nim
|
Asal
|
Hobi
|
Selvin Nur
F.
|
201310410311267
|
Asam Bagus
|
Belajar
|
Rifdiatul
Awaliyah
|
201310410311293
|
Pamengkasan
|
Makan
|
Table 1
Nama
|
Asal
|
TTL
|
Jurusan
|
Wulan
Megasari
|
Lampung
|
Lampung,
23-mei-1996
|
Farmasi
|
Table 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sterilisasi
adalah suatu proses pemusnahan segala bentuk mikroorganisme beserta sporanya
agar tidak kembali hidup kedalam materi atau sampel,alat-alat,atau linkungan
tersebut.
Sterilisasi merupakan proses penggunaan suhu tinggi (diatas) 1000C. Suhu
dan waktu sterilisasi tergantung dari produk dan macam mikroorganisme yang ada.
Umumnya kita mengenal proses sterilisasi adalah suhu 1210C selama 15 menit
tanpa memperhatikan bahan dan jumlah yang disterilkan. Pada suhu 1210C dengan
media air maka dibutuhkan adanya tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
atmosfer. Tekanan yang tinggi akan mempercepat kerusakan DNA sehingga sporapun
dapat dimatikan pada proses ini. Proses sterilisasi umumnya untuk mematikan
bakteri pembentuk spora seperti Clostridium botulinum tipe A dan B dan Bacillus
stearothermophilus, B. coagulans.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman patogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau
kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan
kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas
kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.alam steralisasi
di antaranya:
a.
Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di
steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan
jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan
sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip
bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam
sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e.
Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f.
Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan steralisasi ulang.
Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses dimana membunuh segala bentuk
kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample atau contoh,alat-alat atau
lingkungan tertentu.
Dalam ilmu bedah, sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme
beserta sporanya, sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua mikroorganisme
yang tidak mempunyai spora, misalnya kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan
pada pakaian, alat-alat linen, tempat tidur, alat buang air kecil dan besar,
dan sebagainya.
1.2 Rumusan masalah
1) apa yang diaksud dengan sterilisasi?
2) Berbagai jenis proses sterilisasi?
3) Infeksi akibat proses sterilisasi yang salah?
1.3 Tujuan
Ø Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisika Dasar
Ø Diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam berdiskusi
penyelesaian masalah sterilisasi.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi
adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan
tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikrobia akan diluluhkan.
Beberapa
alat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik, sarung tangan bedah
dan hemodialiser pada penggunaannya berkontak langsung dengan jaringan atau
cairan tubuh. Oleh karena itu produk tersebut harus steril atau bebas dari
mikroorganisme hidup terutama yang bersifat potogen. Sebagian besar produk alat
kesehatan terutama terbuat dari bahan polimer yang tidak tahan pemanasan dengan
suhu tinggi, karena itu strelisasi yang dapat digunakan adalah sterilisasi
dingin menggunakan gas etilen oksida (ETO) atau radiasi. Sterilisasi dengan gas
ETO mempunyai beberapa kelemahan misalnya bersifat toksik pada manusia,
meninggalkan residu gas yang bersifat karsinogenik pada produk, polusi terhadap
lingkungan, dan memerlukan karantina produk 7-14 hari. Dengan demikian radiasi
pengion merupakan pilihan yang tepat untuk sterilisasi dingin terhadap produk
yang tidak tahan panas seperti alat kedokteran dan tissue graft.
2.2 Proses Sterilisasi
Ada banyak pilihan cara sterilisai
yang berbeda, namun yang penting adalah bagaimana menetapakan bahwa produk
akhirnya dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu produk dapa
disterilkan melalui cara sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau dengan
cara aseptic (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan produk steril yaitu :
1. Terminal
Sterilization (sterilisasi akhir) metode sterilisasi akhir menurut PDA
Technical Manograph (2005) dibagi menjadi dua yaitu :
a. Overkill
Methood adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada
121oC, selama 15 menit yang mampu membeikan minimal reuksi setingkat
log 12 dari mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai 0 minimal 1
menit. Kita bisa menggunakan metode overkill untuk bahan yang tahan panas
seperti zat anorganik. Metode merupakan pilihan utama karena kelebihannya lebih
efisien, cepat dan aman.
b. Bioburden
Strilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan
terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur
produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat
sterilisasi yang dipersyaratkan SAL 10-6. Kita menggunakan metode
umumnya untuk bahan yang dapat mengalami degradasi kandungan bila terlalu panas
terlalu tinggi seperti za organik.(Stefanus.2006)
2. Aseptic
Processing
Aseptic Processing adalah metode pembuatan produk
steril menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau
bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan kedalam kontainer steri
dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan dan petugas
telah terkontrol sedemikian ruoa sehingga kontaminasi mirroba tetap ada pada
level yang dapat diterima (aceptablle) dam calane zone (grade A dan
B).(Stefanus. 2006)
Macam-macam sterilisasi yang dapat
digunakan :
1. Sterilisasi
panas dengan tekana atau sterilisasi uap (autoklaf). Pada saat melakukan
sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap jenuh pada tekanan tertentu selama
waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi
laen uap yang mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel. Sterilisasi
demikian merupakan sterilisasi paling efektif dan ideal karena :
a. Uap
merupakan pembawa (carrier) energy tertanal paling efektif dan semua lapisan
pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan terjadinya
koagulasi.
b. Bersifat
nontosik, mudah diperoleh dan relatife mudah dikontrol.
Penggunaan autoklaf ini harus dengan
suhu 121oC selama 15 menit. Factor-faktor yang mempengaruhi
sterilisasi uap ada 3 yaitu : waktu, suhu dan kelembaban.(Stefanus. 2006).
2. Sterilisasi
panas kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui
mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsurpsi oleh permukaan luar alat yang
disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk
sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk
alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk
peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan
mikroorganisme terjadi melalui mikanisme oksidasi sampai-sampai terjadinya
koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh
mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan temperature yang lebih
tinggi dan waktu yang lebih panjang.(Stefanus. 2006)
3. Sterilisasi,
Tyndllisasi.
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap dengan
beberapa menit saja. Sehabis didiamkan satu hari, selama itu spora-spora sempat
tumbuh menjadi bakteri vegetative. Maka medium tersebut dididihkan lagi selama
beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan lagi,
sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril dan zat-zat
organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti
halnya pada cara yang dilakukan oleh spallanzani (1729-1799).(Dwidjoseputro.
2005)
4. Sterilisasi
dengan penyaringan (Filtrasi).
Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan
tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami
penguraian sama sekali. Hanya sayang, virus tak dapat terpisah dengan
penyaringan semacam ini. Oleh karena itu, sehabis penyaringan, medium masih
perlu dipanaskan dengan autoclave meskipun tidak selama 15 menit dengan
teperatur 121oC. penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan
yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan lebih mudah penggunaannya
daripada parselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan
saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit
dibersihkan.(Dwidjoseputro. 2005)
Ada tiga cara utma yang umum
dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas penggunaan bahan kimia dan
penyaringan(filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka
disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah bila tanpa kelembaban
maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dipihak lain
sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau
radiasi.(Hadiotomo. 1985)
5. Sterilisasi
radiasi
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah
lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan
untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptic.
b. Jon
Mekanisme mengikutitori tumbukan yaitu sinar langsung
menghantam pusat kehidupan mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung dengan
sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan mengubahnya menjadi bentuk
radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada bagian molekul DNA
mikroba.
c. Gamma
Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137
dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta memiliki daya tembus sangat
tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan untuk
mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, kaet serta bahan sintesis
seperti pulietilen.(Ratna. 1985)
Pensterilkan Gelas-gelas, botol,
pipa pipet yang sudah bersih tidak disterilkan dengan autoklaf, karena
barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari
gelas dimasukkan didalam oven kering selama 2-3 jam pada temperatur 160o-170oC.
Hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven.
Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan temperature
seperti diatas. Alat-alat yang bahan kering tidak boleh dimasukkan dalam oven
kering. Pensterilan alat-alat dapat pula dilakukan dengan gas etiken oksida.
Hal ini harus dikerjakan dengan hati-hati karena ada bahaya tertentu.(Ratna.
1985)
Benda yang akan dicuci dihamakan diletakkan diatas lempengan saringan dan tidak
langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih pada
tekanan temperature yang lumayan tinggi kira-kira 121oC. organism
yang tidak berspora hanya dapat mati dengan pemanasan 100oC selama
kurang lebih 30 menit. Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatu
kurang tinggi untuk mencapai temperature antara 160oC sampai dengan
180oC. pada temperature ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel
hidup dan jaringan.(Ratna. 1985)
Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Pada
prinsipnya sterilisasi dengan pemanasan ada empat macam yaitu sebagai berikut :
1. Sterilisasi
dengan pemijaran
2. Sterilisasi
dengan udara panas
3. Sterilisasi
dengan uap air panas
4. Sterilisasi
denagan uap air panas bertekanan
Sterilisasi dengan pemijaran, cara
ini terutama dipakai untuk sterilisasi jarum ose dan sebagainnya terbuat dari
platina, caranya dengan membakar alat-alat tersebut diatas api lampu spirtus
sampai pijar. Sterilisasi dengan udara panas, untuk keperluan ini dipakai alat
yang mempunyai thermostat yang disebut hot air stelizer(oven).pada umumnya
temperature yang digunakan pada sterilisasi secara kering 170-180oC,
paling sedikit selama 2 jam. Sterilisasi dengan menggunakan uap air panas ,
bahan-bahan yang mengandung cairan, tidak dapat disterilkan dengan udara panas
yang kering. Sterilisasi yang baik adalah dengan mengunakan uap air panas
bahan-bahan yang disterilkan dengan cara ini pada umumnya medium kultur yang
tidak tahan terhadap panasyang sangat tinggi. Sterlisasi dengan menggunakan uap
panas bertekanan, alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan ialah autoclave. Alat ini terdiri atas suatu bejana yang tahan
terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi monometer, thermometer dan kleb.
Sterilisasi dengan autoclave merupakan cara sterilisasi yang paling baik, jika
dibandingkan dengan cara-carasterilsasi lainnya. Dan ada pula sterilisasi
dengan penyinaran, dimksudka disini untuk merusak kemampuan sel mikroba
pengkontaminan secara seluler dan genetic yang mengakibatkan mikroba tersebut
tidak mampu untuk melakukan reproduksi dan pertumbuhan. Teknik sterilisasi ini
biasanya menggunakan radiasi ion dengan dosisi dan waktu pemaparan yang cukup
lama.(Ratna. 1985)
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang
elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi
sinar gamma atau juga sinarX dan sinar matahari. Sinar matahari banyak
mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk
proses sterilisasi. Sinar ultraviolet biasa diperoleh dengan menggunakan katoda
panas yaitu kedalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air panas,
panjang gelomban ini yang dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde sampe
dengan atau kurang lebih kira-kira bersikaran 2500-2600 angstrom.(Ratna. 1985)
2.3 Infeksi akibat kesalahan proses sterilisasi
Sterilisasi
adalah suatu tindakan atau proses yang dilakukan secra fisika atau kimia,dengan
tujuan utuk menghilangkan mikroorganisme.sehingga tercapai tingkat sterillitas
yang sesuai dengan standart sterilisasi. Sedangkan uhntuk steril sendiri
kondisi bebas atau probabilitas keadaan bebas dari mikroorganisme.
Sebagaimana
kita ketahui,kebersihan peralatan kedokteran pada suatu instansi pelayanan maupun peralatan rumah tangga yang memang
seharusnya benar-benar dalam keadaan steril mmerupakan suatu hal yang sangat
pentingyang ditujukan agr selama proses tindakan medis tidak terjadi infeksi
atau penularan bakteri,virus,kuman yang tertinggal dari alat sebelumnya.
Misalkan;
1.
Pada botol
susu bayi, proses sterilisasi perlu dilakukan secara
teratur dan benar setiap kali botol digunakan. Hal ini penting agar bisa
mengurangi masuknya bakteri atau kuman yang bisa mengkontaminasi botol dan
menyebabkan diare.Sterilisasi botol susu bisa menggunakan alat khusus untuk
steril, namun jika tidak ada alat ini maka bisa dilakukan melalui proses
merebus. Selain menjaga kebersihan botol, orangtua atau perawat yang akan
menyiapkan susu untuk bayi perlu mencuci tangan terlebih dahulu dengan
menggunakan sabun dan juga air mengalir. “Di
dalam kulit manusia terdapat kuman residu atau yang menetap di kulit dan juga
kuman pendatang. Untuk kuman pendatang seperti S. aureus, E.coli dan
pseudomonas, sedangkan untuk kuman menetap misalnya Staphylococcus, epidermis,
acinetobacter, yang pada jumlah tertentu hilang tapi pada beberapa waktu ia
muncul kembali,” ujar dr Lily. Untuk
itu setiap kali akan mempersiapkan susu atau makanan bayi sebaiknya cuci tangan
terlebih dahulu untuk menghilangkan kuman-kuman yang berpotensi menyebabkan
infeksi, termasuk melakukan steril untuk mainan yang sering digigit oleh bayi.
2.
Pemberian obat yang paling disukai dan aman adalah melalui mulut atau per
oral. Pemberian secara suntikan umumnya untuk tujuan agar obatnya cepat
memberikan khasiat. Pemberian suntikan juga tidak dapat dilakukan untuk
obat-obat tertentu yang tidak bisa diserap melalui saluran cerna atau tidak
berkhasiat bila diberikan per oral. Pemberian melalui suntikan cukup beresiko
dibandingkan melalui mulut. Sayang ada di antara pasien atau masyarakat yang
menganggap pemberian secara suntikan akan lebih berkhasiat dibanding obat oral.
Bahkan ada di antara mereka yang menganggap kalau belum disuntik rasanya belum
berobat. Yang lebih parah lagi ada masyarakat yang meminta atau ingin suntikan
lebih dari satu. Dalam fikiran mereka beberapa suntikan akan memberikan efek
yang sangat mujarab. Hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang mereka dapatkan
dari petugas kesehatan. Lebih dari 70% pemberian obat dalam bentuk suntikan
sebetulnya tidak perlu diberikan dalam bentuk obat suntik. Obat tersebut
sebetulnya dapat diberikan dalam bentuk sediaan oral atau bentuk lain.
Pemberian obat dalam bentuk suntikan juga berhubungan erat dengan biaya yang
akan dibayarkan pasien. Komunikasi timbal balik antara penderita dengan tenaga
kesehatan dapat meluruskan kesalahpahaman tentang pemberian obat melalui
suntikan. Hal tersebut diharapkan akan dapat menurunkan kemungkinan
penyalahgunaan pemilihan cara pemberian obat. Kulit berfungsi sebagai pelindung. Tubuh kita hampir tidak
dapat terinfeksi melalui kulit, bila kulit tidak dirusak atau tidak dilukai
melalui tusukan jarum suntik atau trauma mekanik lainnya. Banyak mikroba normal
atau patogen ada di sekitar kita, yang mungkin dapat menginfeksi. Resiko infeksi
oleh kuman atau mikroba patogen cukup tinggi. Bahkan oleh bakteri yang tidak
membutuhkan zat asam atau oksigen dalam hidupnya. Infeksi oleh kuman jenis ini
sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal, seperti tetanus. Pemberian obat
melalui suntikan merupakan salah satu cara penggunaan obat dalam pelayanan
kesehatan. Obat-obat yang diberikan dalam bentuk suntikan umumnya adalah untuk
tindakan pengobatan. Di samping itu juga diberikan pada imunisasi, transfusi
darah atau komponen darah, dan untuk tujuan kontrasepsi. Terjadinya infeksi
pada bekas suntikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Penggunaan ulang
alat suntik tanpa sterilisasi merupakan sumber infeksi.
3.
Zaman dahulu, alat suntik umumnya
digunakan berulang-ulang. Tabung alat suntik terbuat dari kaca dan baja stain
less steel yang dapat disterilisasi ulang. Ternyata penggunaan alat kuno
tersebut masih memberi peluang terjadinya infeksi, terutama oleh virus.
Sekarang semua alat suntik sudah dibuat untuk sekali pakai atau disposible. Tetapi
oleh pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab, alat suntik yang sudah
digunakan justru dimanfaatkan lagi untuk suntikan berikutnya. Inilah yang dapat
menyebabkan infeksi. Dari hasil penelitian ternyata hampir 40% dari praktek tak
bermoral tersebut dilakukan oknum. Bahkan di negara miskin tertentu sampai 70%.
Harga alat suntik sekali pakai sudah sangat murah dibandingkan harga obat yang
disuntikkan. Apalagi bila dibandingkan dengan resiko yang ditimbulkan. Sebagai
konsumen anda perlu memastikan bahwa alat suntik yang digunakan adalah sekali
pakai, baru dan belum digunakan sebelumnya.
4.
Alat suntik yang sudah kadaluwarsa, juga berpeluang menyebabkan
infeksi. Stabilitas kebebaskumanan alat suntik ada batasnya. Bila telah lewat
batas tersebut, maka alat suntik tersebut harus dimusnahkan. Alat suntik bekas
dan lewat batas penggunaan sering dikumpulkan lagi oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab untuk dijual kembali ke pasar gelap (black market).
5.
Obat atau alat kesehatan dari sumber bantuan sering memiliki batas
daluwarsa yang sudah dekat, sehingga berpotensi lewat daluwarsa. Penggunaan
secara bersama dan tidak aseptis (tidak menjaga alat dan lingkungan tetap bebas
mikroba) oleh pengguna obat-obat narkotika berpeluang besar terjadinya infeksi
karena alat suntik. Beberapa infeksi virus yang sering terjadi adalah virus
hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV) dan virus HIV. Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi karena suntikan. Jangan menggunakan
ulang alat suntik. Jangan menyuntik pada satu tempat bagian tubuh yang sama
secara berulang-ulang. Jika seseorang menyuntik anda, pastikan mereka tahu apa
yang dilakukan. Pastikan larutan obat suntik yang akan disuntikkan dalam
keadaan bebas kuman. Jangan tusukkan jarum suntik yang sudah digunakan ke wadah
obat suntik takaran berganda. Jangan menggunakan alat suntik secara
bersama-sama. Jangan menggunakan alat suntik lebih dari satu kali walaupun
untuk pasien dan obat yang sama. Alat suntik sekali pakai sangat murah
dibandingkan harga obat yang akan disuntikkan dan merupakan tindakan sia-sia
bila dibandingkan dengan resiko yang akan ditimbulkan. Pastikan anggota
keluarga atau penderita sendiri yang menggunakan suntikan insulin di rumah
betul-betul terlatih dan memahami prinsip bebas kuman. Untuk itu tidak ada
pilihan lain, hanya menggunakan alat suntik sekali pakai. Kebijakan menggunakan
satu alat suntik ber ulang kali untuk pasien yang sama, walaupun dengan obat
yang sama perlu dihindarkan. Pak Makmur, penyebab infeksi pada anak Bapak,
mungkin salah satu dari mekanisme di atas. Tidak ada maksud untuk menyudutkan
pihak manapun. Ada kemungkinan penyebab infeksi bukan disebabkan oleh tenaga
kesehatan yang menyuntik, tetapi oleh obatnya atau alat yang digunakan. Ada
obat yang memeng rentan untuk tercemar oleh kuman seperti jamur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses
penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya. Ada 5
metode umum sterilisasi, yaitu : sterilisasi uap (panas lembab), sterilisasi
panas kering, sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi), sterilisasi gas,
sterilisasi dengan Radiasi.
Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah
suatu peruses untuk mematikan semua organismeyang terdapat pada atau didalam
suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan diamati dan
diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontamina). Suatu bahan atau alat
dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam
bentuk sel vegetatife maupu spora sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat
sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu
dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan. Sterlisasi dengan pemanasan ada 4 macam yaitu pemijaran, udara
panas, uap air panas dan uap air panas bertekanan. Kemudian ada juga
sterilisasi dengan metode penyinaran dan penyaringan.
Kesalahan dalam melaksanakan proses
sterilisaasi dapat berakibat fatal,karena akan terjadi penularan penyakit dari
satu individu ke individu yang lain atau bahkan terjadi infeksi yang akut
terhadap pejamu rentan.
3.2 Saran
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak
demi sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan
makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A.2013.Sterilisasi. http://alatalatlaboratorium.com/Blog/sterilisasi-laboratorium- mikrobiologi diakses pada 8 april 2013 pukul 11.07 wib.
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1998.
Hadioetomo, Ratna Siri, 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Irianto, Koes. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yrama Widya, 2006.
Lay, B. W. dan Hastowo. 1982.Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Penn. 1991. Peralatan Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
dada
BalasHapusBONUS MINGGUAN 0.5% DARI INDOKARTU
BalasHapusKepada member setia IndoKartu, Kami beritahukan bahwa anda akan mendapatkan bonus yang lebih besar dibandingkan dari agen-agen lain. Karena kami memberikan bonus rolingan dari permainan anda setiap minggunya sebesar 0.5% dari jumlah TurnOver anda.
Semakin besar TO anda akan semakin banyak juga bonus yang anda menangkan. Jadi tunggu apa lagi segera bergabung bersama kami di :
- WA : 081333366766
- BBM : indkartu
- LINE : indokartu
atau langsung di Livechat kami di www(titik)indokartu(titik)biz
>>>DAFTAR POKER<<<
Judi Poker Online
Ayo segera bergabung bersama S128Cash !!
BalasHapusAgen Judi Online Terbaik 2019 dengan pelayanan PROFESIONAL dan ramah untuk Anda para pecinta Judi Online Indonesia.
S128Cash juga menyediakan semua permainan populer kalangan Indonesia, seperti :
- Sportbooks
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- Slot Games
- Tembak Ikan Online
- IDN Poker
- Klik4D
Nikmati beragam PROMO BONUS S128Cash :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS FREEBET 200rB
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !! ( Sabung Ayam Online )
Selain seluruh bank INDONESIA yang tersedia untuk DEPOSIT dan WITHDRAW, Anda juga bisa melakukan deposit VIA PULSA, OVO, dan GOPAY !!
Hubungi kami :
-Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.org
Judi Bola
Judi Bola Online